BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimana
pun kita berada, pastinya membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan
hanya dosen, politikus, pengacara, penjual atau pendakwah yang harus terampil
dalam berkomunikasi. Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam
aktivitas komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara
manakala dikucilkan sama sekali sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi
dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu komunikasi merupakan tindakan
manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja
melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu. Memang apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti
hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk,
mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk hidup
sendiri.
Dapat dikatakan bahwa di dalam kehidupan komunikasi
adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang
melepaskan hidupnya untuk berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu,
komunikasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk
membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai mahluk
sosial. Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat
diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam
masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari komunikasi sosial?
2. Apa
saja fungsi komunikasi sosial?
3. Apa
saja unsur-unsur yang terdapat didalam komunikasi sosial?
4. Apa
saja bentuk-bentuk komunikasi sosial?
5.
Bagaimana proses dan hubungan komunikasi dalam
bimbingan konseling sosial ?
6.
Bagaimana komunikasi dalam pelayanan bimbingan
konseling sosial?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian komunikasi sosial
2. Mengetahui
Fungsi-fungsi komunikasi sosial
3. Mengetahui
unsur-unsur komunikasi sosial
4. Mengetahui
bentuk-bentuk komunikasi sosial
5.
Mengetahui proses dan hubungan komunikasi dalam
bimbingan konseling sosial
6.
Mengetahui komunikasi dalam pelayanan bimbingan
konseling sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi adalah kata atau istilah
komunikasi (Bahasa Inggris Communication)
berasal dari Bahasa latin communicatus,
communication atau communicare yang berarti berbagai atau menjadi milik
bersama. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada
suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Komunikasi sosial merupakan sebuah isyarat bahwa komunikasi penting untuk
membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain
lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi sosial kita bisa berkerja sama dengan anggota masyarakat
(keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara
secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi sosial
menurut beberapa para ahli sebagai berikut, :
1.
Goldstein
Komunikasi
sosial merupakan keterampilan yang harus diambil pada individu yang menjalani
interaksi dengan individu dalam interaksi dengan individu atau kelompok
individu lainnya.
2.
Oteng
Sutisna
Komunikasi
sosial merupakan proses interaksi antara orang-orang atau kelompok atau
kelompok sikap dan dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku orang dan kelompok
dalam suatu organisasi, hal ini banyak disebut juga sebagai pola komunikasi
oraganisasi.
3.
Fandy
Tjptono dan Anastasia
Komunikasi
dapat diartikan sebagai upaya untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang
lain sehingga orang bisa memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi juga
dapat diartikan sebagai proses pengiriman dari pengirim ke penerima dan menggunakan
media tertentu.
B.
Fungsi
Komunikasi Sosial
Dalam
komunikasi sosial terdapat beberapa fungsi komunikasi sosial, yaitu,:
1.
Sebagai
Pembentukan Konsep Diri
Konsep
diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita
peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai
kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita adalah manusia
karena orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku
verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. Konsep diri kita yang paling
dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang dekat lainnya disekitar kita,
termasuk kerabat. Mereka itulah yang disebut significant others. Orang tua kita, atau siapapun yang memelihara
kita pertama kalinya, mengatakan kepada kita lewat ucapan dan tindakan mereka
bahwa kita baik, bodoh, cerdas nakal, rajin, tampan, cantik, dan sebagainya.
Merekalah yang mengajari kita kata-kata pertama. Hingga derajat tertentu kita
bagai kertas putih yang dapat mereka tulisi apa saja atau tanah liat yang dapat
mereka bentuk sekehendak mereka.
Proses
pembentukan konsep diri itu dapat digambarkan secara sederhana. Konsep diri
kita tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung, pada reaksi dan respon
orang lain. Dalam masa pembentukan konsep diri itu, kita sering mengujinya,
baik secara sadar ataupun secara tidak sadar. Kita dapat memperkirakan
perbedaan konsep diri seseorang dengan memperhatikan kata-kata yang orang
ucapkan, kita dapat menduga dari kelas atau golongan mana ia berasal. Sadar
akan pentingnya citra diri dimata orang lain, sebagian orang berbicara dengan
menggunakan banyak istilah asing, meskipun tatabahasa atau ucapannya keliru
yang pada kata sebenarnya juga tersedia pada bahasa Indonesia agar dipandang
intelektual dan modern.
2.
Sebagai Pernyataan Eksistensi Diri
Dalam
hal ini, seseorang melakukan komunikasi itu sebagai pernyataan bahwa dirinya
eksis. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Rene Decrates, ia
mengemukakan sebuah pernyataan bahwa (“saya berpikir, maka saya ada”) menjadi
“Saya berbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam diri, orang lain akan
memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita berbicara, kita
menyatakan bahwa sebenarnya kita ada. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya
eksistensi diri.
3. Untuk Kelangsungan
Hidup, Memupuk hubungan dan Memperoleh Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup
sendiri untuk mempertahankan hidup, maka dari itu kita perlu dan harus
berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti
makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan
kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apa pun, adalah bentuk dasar adaptasi
terhadap lingkungan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan
emosional kita dan juga dapat meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar
makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan
iri hati, dan kebencian.
Melalui komunikasi sosial, kita
dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara
perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya. Oleh karena itu, kita tidak
mungkin, kita dapat mengenal cinta bila kita pun tidak mengenal benci. Kita
tidak akan mengenal makna pelecehan bila kita tidak mengenal makna
penghormatan. Lewat umpan balik dari orang lain kita memperoleh informasi bahwa
kita orang yang berharga. Penegasan orang lain atas diri kita membuat kita
merasa nyaman dengan diri sendiri dan percaya diri. Melalui komunikasi dengan
orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita,
dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. Tanpa
pengasuhan dan pendidikan yang wajar, manusia akan mengalami kemerosotan
emosional dan intelektual. Kebutuhan emosional dan intelektual itu kita peroleh
petama-tama dari keluarga kita, lalu dari orang-orang dekat disekeliling kita
seperti kerabat dan kawan-kawan sebaya dan barulah dari masyarakat umumnya.
Orang yang tidak memperoleh kasih sayang dan kehangatan dari orang-orang
disekelilingnya akan cendrung agresif.
C.
Unsur-unsur
Pada
dasarnya semua jenis komunikasi sosial atau teknik komunikasi memiliki beberapa
unsur, yaitu:
1.
Komunikator
Sebagai pengirim atau pemberi informasi atau pesan kepada
individu maupun kelompok lain.
2.
Pesan
Sebagai obyek atau sesuatu yang disampaikan oleh komunikator
kepada individu atau kelompok lain.
3.
Media
Sebagai fasilitator pesan yang berupa
visual, verbal, non verbal, lisan, maupun tulisan.
4.
Komunikan
Sebagai penerima pesan atau
informasi dari seorang komunikator.
5.
Feedback
Sebagai efek atau dampak dari
komunikan yang ditimbulkan oleh adanya pesan yang disampaikan tersebut.
D. Bentuk-Bentuk
Komunikasi Sosial
Di dalam komunikasi sosial dapat
digunakan di mana saja sesuai dengan kaidahnya. Adapun komunikasi sosial ini
dapat disampaikan dalam berbagai jenis atau bentuk. bentuk-bentuk itu di
antaranya :
1.
Asosiatif (Kerjasama)
Dimana komunikasi
sosial ini dianggap sebagai media atau alat yang digunakan agar dapat menjalin
hubungan dengan individu atau kelompok lain yang sudah menerima pesan dari
seorang komunikator.
2. Akomodasi
Komunikasi
sosial dalam bentuk akomodasi ini merupakan komunikasi sosial yang disampaikan
sesuai dengan keadaan atau situasi yang sedang berlangsung ketika informasi itu
disampaikan kepada komunikan.
3. Asimilasi
Dalam komunikasi sosial
yang terjadi pada bentuk asimilasi ini lebih ditekankan pada suatu hasil dari
hubungan interaksi yang terjadi atau usai dilakukan antar individu maupun
kelompok.
4.
Disosiatif
Komunikasi sosial dalam
bentuk disosiatif ini sebanarnya hampir sama dengan asosiatif yaitu bentuk
komunikasi sosial yang bertujuan untuk menjalin kerjasama antar individu maupun
kelompok lain. Namun, pada bentuk disosiatif ini lebih menjurus pada bentuk
komunikasi sosial yang terjadi dan sesuai dengan adat atau norma juga aturan
yang terjadi dalam masyarakat tersebut.
5. Proses dan Hubungan Komunikasi dalam Bimbingan
Konseling Sosial
Komunikasi juga
ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Kebutuhan sosial adalah
kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendali dan kekuasaan, serta
cinta kasih.
Secara singkat, kita
ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan
dikendalikan, kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya
bisa dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pesan ( ide atau gagasan ) dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi antara keduanya. Umumnya komunikasi dilakukan menggunakan
kata-kata yang tepat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi,
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain.
B.
Saran
Jika kita
berkomunikasi kepada orang lain, kita harus menggunakan bahasa-bahasa yang baik
dan sopan. Supaya orang lain dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita
sampaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar