Senin, 09 Oktober 2017

KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dimana pun kita berada, pastinya membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan hanya dosen, politikus, pengacara, penjual atau pendakwah yang harus terampil dalam berkomunikasi. Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu. Memang apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk hidup sendiri.
Dapat dikatakan bahwa di dalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk berkomuikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai mahluk sosial. Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir. 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari komunikasi sosial?
2.      Apa saja fungsi komunikasi sosial?
3.      Apa saja unsur-unsur yang terdapat didalam komunikasi sosial?
4.      Apa saja bentuk-bentuk komunikasi sosial?
5.      Bagaimana proses dan hubungan komunikasi dalam bimbingan konseling sosial  ?
6.      Bagaimana komunikasi dalam pelayanan bimbingan konseling sosial?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian komunikasi sosial
2.      Mengetahui Fungsi-fungsi komunikasi sosial
3.      Mengetahui unsur-unsur komunikasi sosial
4.      Mengetahui bentuk-bentuk komunikasi sosial
5.      Mengetahui proses dan hubungan komunikasi dalam bimbingan konseling sosial
6.      Mengetahui komunikasi dalam pelayanan bimbingan konseling sosial


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Komunikasi adalah kata atau istilah komunikasi (Bahasa Inggris Communication) berasal dari Bahasa latin communicatus, communication atau communicare yang berarti berbagai atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Komunikasi sosial merupakan sebuah isyarat bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketergantungan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial kita bisa berkerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi sosial menurut beberapa para ahli sebagai berikut, :
1.              Goldstein
Komunikasi sosial merupakan keterampilan yang harus diambil pada individu yang menjalani interaksi dengan individu dalam interaksi dengan individu atau kelompok individu lainnya.
2.             Oteng Sutisna
Komunikasi sosial merupakan proses interaksi antara orang-orang atau kelompok atau kelompok sikap dan dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku orang dan kelompok dalam suatu organisasi, hal ini banyak disebut juga sebagai pola komunikasi oraganisasi.



3.              Fandy Tjptono dan Anastasia
Komunikasi dapat diartikan sebagai upaya untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang bisa memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses pengiriman dari pengirim ke penerima dan menggunakan media tertentu.

B.     Fungsi Komunikasi Sosial
Dalam komunikasi sosial terdapat beberapa fungsi komunikasi sosial, yaitu,:
1.      Sebagai Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita adalah manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat. Mereka itulah yang disebut significant others. Orang tua kita, atau siapapun yang memelihara kita pertama kalinya, mengatakan kepada kita lewat ucapan dan tindakan mereka bahwa kita baik, bodoh, cerdas nakal, rajin, tampan, cantik, dan sebagainya. Merekalah yang mengajari kita kata-kata pertama. Hingga derajat tertentu kita bagai kertas putih yang dapat mereka tulisi apa saja atau tanah liat yang dapat mereka bentuk sekehendak mereka.
Proses pembentukan konsep diri itu dapat digambarkan secara sederhana. Konsep diri kita tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung, pada reaksi dan respon orang lain. Dalam masa pembentukan konsep diri itu, kita sering mengujinya, baik secara sadar ataupun secara tidak sadar. Kita dapat memperkirakan perbedaan konsep diri seseorang dengan memperhatikan kata-kata yang orang ucapkan, kita dapat menduga dari kelas atau golongan mana ia berasal. Sadar akan pentingnya citra diri dimata orang lain, sebagian orang berbicara dengan menggunakan banyak istilah asing, meskipun tatabahasa atau ucapannya keliru yang pada kata sebenarnya juga tersedia pada bahasa Indonesia agar dipandang intelektual dan modern.

2.      Sebagai Pernyataan Eksistensi Diri
Dalam hal ini, seseorang melakukan komunikasi itu sebagai pernyataan bahwa dirinya eksis. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Rene Decrates, ia mengemukakan sebuah pernyataan bahwa (“saya berpikir, maka saya ada”) menjadi “Saya berbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita berbicara, kita menyatakan bahwa sebenarnya kita ada. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya eksistensi diri.

3.      Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk hubungan dan Memperoleh Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup, maka dari itu kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apa pun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan juga dapat meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan iri hati, dan kebencian.
Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya. Oleh karena itu, kita tidak mungkin, kita dapat mengenal cinta bila kita pun tidak mengenal benci. Kita tidak akan mengenal makna pelecehan bila kita tidak mengenal makna penghormatan. Lewat umpan balik dari orang lain kita memperoleh informasi bahwa kita orang yang berharga. Penegasan orang lain atas diri kita membuat kita merasa nyaman dengan diri sendiri dan percaya diri. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. Tanpa pengasuhan dan pendidikan yang wajar, manusia akan mengalami kemerosotan emosional dan intelektual. Kebutuhan emosional dan intelektual itu kita peroleh petama-tama dari keluarga kita, lalu dari orang-orang dekat disekeliling kita seperti kerabat dan kawan-kawan sebaya dan barulah dari masyarakat umumnya. Orang yang tidak memperoleh kasih sayang dan kehangatan dari orang-orang disekelilingnya  akan cendrung agresif.

C.    Unsur-unsur 
Pada dasarnya semua jenis komunikasi sosial atau teknik komunikasi memiliki beberapa unsur, yaitu:
1.       Komunikator
Sebagai pengirim atau pemberi informasi atau pesan kepada individu maupun kelompok lain.
2.      Pesan 
Sebagai obyek atau sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada individu atau kelompok lain.
3.      Media
Sebagai fasilitator pesan yang berupa visual, verbal, non verbal, lisan, maupun tulisan.
4.      Komunikan 
Sebagai penerima pesan atau informasi dari seorang komunikator.
5.      Feedback
Sebagai efek atau dampak dari komunikan yang ditimbulkan oleh adanya pesan yang disampaikan tersebut.

D.    Bentuk-Bentuk Komunikasi Sosial
Di dalam komunikasi sosial dapat digunakan di mana saja sesuai dengan kaidahnya. Adapun komunikasi sosial ini dapat disampaikan dalam berbagai jenis atau bentuk. bentuk-bentuk itu di antaranya :

1.      Asosiatif (Kerjasama)
Dimana komunikasi sosial ini dianggap sebagai media atau alat yang digunakan agar dapat menjalin hubungan dengan individu atau kelompok lain yang sudah menerima pesan dari seorang komunikator.

2.      Akomodasi
Komunikasi sosial dalam bentuk akomodasi ini merupakan komunikasi sosial yang disampaikan sesuai dengan keadaan atau situasi yang sedang berlangsung ketika informasi itu disampaikan kepada komunikan.

3.       Asimilasi
Dalam komunikasi sosial yang terjadi pada bentuk asimilasi ini lebih ditekankan pada suatu hasil dari hubungan interaksi yang terjadi atau usai dilakukan antar individu maupun kelompok.

4.      Disosiatif
Komunikasi sosial dalam bentuk disosiatif ini sebanarnya hampir sama dengan asosiatif yaitu bentuk komunikasi sosial yang bertujuan untuk menjalin kerjasama antar individu maupun kelompok lain. Namun, pada bentuk disosiatif ini lebih menjurus pada bentuk komunikasi sosial yang terjadi dan sesuai dengan adat atau norma juga aturan yang terjadi dalam masyarakat tersebut.

5.      Proses dan Hubungan Komunikasi dalam Bimbingan Konseling Sosial
Komunikasi juga ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi, pengendali dan kekuasaan, serta cinta kasih.
Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin mengendalikan dan dikendalikan, kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan sosial ini hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan ( ide atau gagasan ) dari satu pihak  ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi antara keduanya. Umumnya komunikasi dilakukan menggunakan kata-kata yang tepat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

B.     Saran
Jika kita berkomunikasi kepada orang lain, kita harus menggunakan bahasa-bahasa yang baik dan sopan. Supaya orang lain dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA


Kamis, 06 Juli 2017

POHON HARAPAN



A. Pengertian Pohon Harapan 

      Pohon Harapan adalah pohon buatan yang ditempel dengan kertas warna yang bertuliskan cita-cita. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa optimisme pada siswa atau peserta didik dalam menggapai cita-citanya tersebut. Selain itu juga dapat mengembangkan serta meningkatkan daya kreatifitas pada guru maupun  pada peserta didiknya. Adapun bahan dasar pembuatan pohon adalah, sebagai berikut, :


  • Batang tanaman yang sudah dibersihkan daunnya dan yang memiliki banyak cabang 
  • Pot atau wadah untuk menanam batang tanaman
  • Karton berwarna hijau dan Merah atau warna lainnya 
  • Double tape atau alat perekat lainnya
  • Spidol atau Bolpoint
B. Cara Pembuatan Pohon Harapan

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam membuat pohon harapan, yaitu :

1. Cara membuatnya sangatlah mudah, batangnya yang sudah dibersihkan ditanam didalam pot
2, Potonglah karton berwarna hijau menyerupai daun dan karton berwarna merah menyerupai bunga
3. Dan setiap siswa menuliskan nama dan cita-citanya di karton yang berbentuk daun
4. Lalu tempelkan pada batang yang ditanam

        Ketika seluruh siswa-siswi sudah menempelkan dan sudah menyerupai pohon maka jadilah pohon harapan yang selalu mengingatkan cita-cita mereka. Tanamkan juga tentang filosofi merawat tanaman yaitu menyiram dan selalu memupuknya agar tetap tumbuh tinggi. Begitu juga dengan pohon harapan yang dibuat yaitu selalu mengingatkan untuk menyiramnya dengan doa dan usaha dan belajar agar haapan atau cita-cita tersebut dapat terwujud. Disarakan untuk menempelkan pohon harapan yaitu pada saat siswa-siswi berkumpul semua dilapangan, hal ini ditujukan agar mereka saling mendoakan satu sama lain.


Contoh Pohon Harapan







Senin, 03 Juli 2017

PAPAN BIMBINGAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM MENYALURKAN LAYANAN YANG ADA DI BK

PAPAN BIMBINGAN


A. Pengertian Papan Bimbingan

Papan bimbingan merupakan salah satu media yang efektif bagi perubahan perilaku siswa. Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster,, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya papan bimbingan ini terbuat dari styrefoam.
Agar siswa tertarik melihat papan bimbingan, maka perlu dikemas dengan tampilan yang sesuai dengan selera siswa. Papan bimbingan yang selalu dibaca siswa menjadi akan media yang efektif untuk mengubah perilaku siswa. Media papan bimbingan juga dapat membantu guru BK yang tidak masuk kelas, melalui media papan bimbingan, guru pembimbing dapat menyampaikan pesan kepada siswa tanpa harus bertemu langsung. Media papan bimbingan ini menjadi solusi unuk mengatasi kekurangan jam BK masuk kelas.
Papan bimbingan dibuat oleh guru maupun siswa. Melalui papan bimbingan, guru BK dan siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di sekitar hingga menjadi karya yang dapat dinikmati oelh banyak siswa sekaligus sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan bimbingan dan konseling.akan lebih baik lagi jika papan bimbingan dibuat dalam jangka waktu tertentu dan ditentukan dengan tema dan nomor edisi.

B. Kelebihan dan Kekurangan Papan Bimbingan

           Kelebihan papan bimbingan adalag sebagai berikut :
a. Tempat untuk memajang leaflet, gambar,poster, dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan minat siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, serta meningkatkan minat baca siswa.
b.      Dapat Dimanfaatkan oleh seluruh siswa

Kelemahan papan bimbingan adalah sebagai berikut :
a.       Membutuhkan keterlampilan dalam pembuatannya
b.      Penyajian pesan hanya unsur visual saja (yang dapat dilihat).


         C. Cara Pembuatan Papan Bimbingan dan Konseling
1.    Papan bimbingan hampir sama dengan board biasa baik blackboard maupun whiteboard baik dari sisi bentuk maupun ukurannya. Yang membedakannya adalah bahan pada permukaan atasnya. Pada papan bimbingantidak perlu dengan bahan yang dapat ditulisi dengan kapur atau spidol whiteboard. Namaun dapat berupa papan yang di chat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flannel atau karpet atay Styrofoam. Bahan  papan bimbingan dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli yang sudah jadi dengan ukuran yang standar.
2.  Untuk lebih menarik, perlu di cat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya diberi     bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk menjaga keamanan karya yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci pengaman.
3.  Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul papan bimbingan misalnya “dunia karir”’ “media ceria”, dll.
4.   Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku,poster, dll. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung, gunting, cat warna.
5.  Gunakan gradasi warna yang padu pada, serta permainan kecahayaan sehingga menampilkan kesan “berbeda” sehingga menarik siswa untuk melihat.
6.  Gunakan penyajian dengan bahasa ” anak”, bukan bahasa guru maupun formal. Materinya disispkan dengan bahasa anak agar lebih efektif untuk diserap anak.
7.   Layout dan desain pada papan bimbingan dapat mengunakan tekhnik “dummy”, yaitu tekhnik meletakan gambar agar seimbang, tidak berat kanan, maupun kiri. Jadi apabila meletakan gambar usahakan bila kanan nada gambar kiri juga harus mengimbangi diberi gambar. Kalau setting gambarnya berat sebelah, maka mata akan terlihat berat membaca.
8.      Perhatikan juga teknik-teknik pembuatan media, pewarnaa, ilustrasi, desain, isi, dan keefektifan audiensi.
9.     Gantilah secara berkala papan bimbingan ini dengan topik yang berbeda-beda. Tempelkan apapn bimbingan sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di depan kelas, dikantor, atau dijalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu sorot.

         D.   Manfaat papan Bimbingan dan Konseling
                Terdapat beberapa manfaat dalam papapn bimbingan dan konseling sebagai berikut :
                 1.      Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
                 2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,tenaga, dan daya indra.
                3.       Menimbulkan gairah siswa, intreraksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan                    dan konseling (guru BK).
                 4.      Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik.
                 5.      Kualitas layan bimbingan dan konseling dapt ditingkatkan.
                6.        Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan                                   konseling.
                 7.      Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.     
                 8.      Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.



Contoh gambar papan bimbingan 






Kegiatan dalam pembuatan papan bimbingan











Senin, 15 Mei 2017

Tata Cara Pembuatan Footnote

Nama                           : Wiwi Rhamadona
Nim/semester              : 1601015073
Kelas                            : 2B
MataKuliah                 : Media Dalam BK
Fakultas/Prodi             : FKIP/BK
Dosen pembimbing     : Cici Yulia S.Pd I. M.pd

BIMBINGAN DAN KONSELING  DI SEKOLAH DASAR

Bimbingan  adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa: agar orang yang dibimibing dapat mengembangkan kemampuan dririnya sendiri dan mandiri: dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan: berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut konselor) kepada anak yang sedang mengalami sesuatu masalah yang dihadapi klien.[1]
Adapun tujuannya adalah untuk membantu siswa sekolah dasar membuat pilihan-pilihan sesuai penyesuaian dan interpretasi dalam hubungannya dalam situasi tertentu.
Secara umum fungsi pelayanan bimbingan di sekolah adalah untuk membantu anak didik secara individu dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan tempat hidupnya. Secara operasional fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya:
a.       Bimbingan sebagai Motivator
Jarang sekali kita temukan seorang anak didik yang mampu mengatasi problematika hidupnya hidupnya tanpa bantuan orang lain. Manakala menghadapi problem, anak selalu mengharapkan adanya individu lain sebagai sandaran yang kokoh utnuk “mengadukan nasib”. Saudara, orang tua, teman akrab, guru, dan sebagainya contoh salah satu individu yang dapat menjadi sasaran “mengadukan nasib “. Dilingkungan sekolah (formal), bahkan di luar lingkungan sekolah (informal), guru, sebagai konselor, bertugas ganda sebagai motivator. Konselor sebagai motivator adalah konselor yang mampu menyelami alam pikiran konseli. Motivasi-motivasi yang diberikannya bukanlah suatu pengaruh untuk memaksakan kehendak dan pendapat konselor, tetapi bagaimana caranya agar motivasi tersebut dapat menumbuhkan keterikatan perasaan yang bulat pada diri konseli terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, konseli tidak terbawa oleh perasaan motivator, tetapi bagaimana caranya agar konseli mampu mengembangkan dirinya sendiri atas dorongan konselor.
b.      Bimbingan sebagai Fasilitator
Pelayanan bimbingan di sekolah maerupakan fasilitas anak didik untuk mengarahkan kepribadiannya secara professional. Konselor, sebagai fasilitator, adalah konselor yang mampu membekali anak didik dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai-nilai objektif, dan sebagainya dalam penyelesaian masalah konselinya.
c.       Bimbingan sebagai Dinamisator
Pola hidup yang dinamis, di samping diakibatkan ole faktor pembawaan, juga dapat dipengaruhi pula oelh faktor lingkungan. Lingkungan yang “agresif-positif” melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan pengembangan anak merupakan modal dasar pengembangan kepribadian individu. Dilingkungan sekolah sering kita temukan anak didik yang apatisterhadap rangsangan lingkungannya. Anak yang demikian akan cenderung memikirkan nasib dirinyadan mengabaikan nasib lingkungannya. Sarana hidup dinamis, di antaranya organisasi. Fasilitas organisasi yang ada dilingkungan sekolah, di antaranya OSIS, Pramuka, dan PMR. Konselor, sebagai dinamisator yang baik, akan respek terhadap pemanfaatan fasilitas organisasi untuk mengatasi siswa yang kurang dinamis atau kurang tanggap terhadap rangsangan di sekitarnya.
d.      Bimbingan sebagai Konduktor
Frustasi adalah salah satu wujud problematika anak didik. Pembimbing, sebagai konduktor, atas dasar pertimbangan yang operasional dan rasional, merupakan “penangkal” yang handal terhadap contoh wujud problematika tersebut.
e.       Bimbingan sebagai Evaluator
Kegiatan evaluasi merupakan tindakan yang paling akhir dalam mengukur sesuatu. Pelayanan bimbingan adalah suatu kegiatan yang selalu menuntut evaluasi terhadap segala tindakan yang telah dikerjakan konselor. Evaluasi merupakan wujud timbal balik antara tindakan dengan tujuan yang ingin dicapai ada kalanya menyimpang dari sasaran yang sebenarnya. Sehubungan dngan hal tersebut, evaluasi perlu kita lakukan dalam mengukur keberhasilan pelayanan bimibingan.[2]
Sebelum melakukan konseling ke siswa sekolah dasar, kita harus memahami permasalahan yang ada pada siswa sekolah dasar tersebut, agar dapat membantu mengentaskan masalah pada siswa yang bersangkutan. Anak lambat belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Masalah-masalah yan mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah social dan emosional.[3]
                Setelah mengetahui permasalahan pada siswa tersebut maka konselor dapat menentukan jenis layanan yang akan diberikan pada siswa tersebut. Adapun jenis layanan yang cocok diberikan pada anak sekolah dasar yaitu :
A.      Kelas 1
a.       Bimbingan pribadi-Sosial
(a)    Mengenal ciri-ciri pribadi khusus
(b)   Menjelaskan makna sikap
(c)    Menjelaskan makna sikap
(d)   Menjelaskan bagaimana latihan dan gizi mempengaruhi kesehatan jasmani dan mental
(e)   Menggambarkan tanggung jawab masing-masing di rumah
(f)     Menjelaskan makna kerjasama
b.      Bimbingan Belajar
(a)    Menggambarkan bagaimana merencanakan sesuatu yang akan dikerjakan di sekolah
(b)   Menggambarkan bagaimana keinginan untuk jadi apa kelak
(c)    Menggambarkan pelajaran apa yang disenangi
(d)   Menjelaskan arti suatu tes
c.       Bimbingan Karir
(a)    Mengenal perbedaan antara kawan sebaya
(b)   Menggambarkan bahwa mereka telah berubah sejak tahun-tahun sebelumnya
(c)    Menjelaskan bagaimana pentingnya bekerja
B.      Kelas 2
a.       Bimbingan Pribadi-Sosial
(a)    Mengenal dan menggambarkan perasaan bahagia dan sedih
(b)   Menjelaskan apa yang mereka pikir positif tentang dirinya
(c)    Menggambarkan bagaimana mereka memelihara kesehatan fisik
(d)   Mengenal kesamaan dan perbedaan dengan orang lain
b.      Bimbingan Belajar
(a)    Mengenal manfaat belajar
(b)   Menjabarkan tujuan
(c)    Menggambarkan situasi tertentu yang membuat sulit belajar
(d)   Menjelaskan beberapa maksud mengikuti les
c.       Bimbingan Karir
(a)    Menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan di lingkungan sekolah yang di lakukan dengan orang-orang tertentu
(b)   Mengenal apa yang akan diharapkan kira-kira tiga tahun mendatang
C.      Kelas 3
a.       Bimbingan Pribadi-sosial
(a)    Menggambarkan keadaan diri sendiri secara tepat kepada orang lain yang belum dikenal.
(b)   Mendiskusikan dua keterampilan yang dimilki
b.      Bimbingan belajar
(a)    Menunjukkan bahwa membuat catatan yang baik dapat membuat bekerja lebih efektif
(b)   Menjelaskan perbedaan antara tujuan jangka panjang
    B. Bimbingan Belajar
       (a) Mengenal pentingnya menyelesaikan tugas
       (b)  Menjelaskan bagaimana mempersiapkan tes
     C. Bimbingan Karir
       (a) Menjelaskan pola-pola kerja yang dikaitkan dengan jabatan tertentu
       (b) Menyatakan apa yang akan dilakukan lima belas. [4]
Setelah kita mendalami faktor apa yang saja yang dapat menghambat siswa lambat dalam belajar kita pun sebagai seorang konselor mengetahui tujuannya bimbingan konseling di sekolah dasar, yaitu untuk membantu siswa sekolah dasar membuat pilihan-pilihan sesuai penyesuaian dan interpretasi dalam hubungannya dalam situasi tertentu. Mengarahkan serta memberikan bimbingan kepada siswa sekolah dasar agar mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka secara lebih optimal dan terarah.[5]




[1] Prayitno dan Erman Amti, 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta: Jakarta, hlm. 99
[2] Gunawan Undang, 1999. Pelayanan Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar, CV. Karang sewu: Bandung, hlm.52
[3] Ida Zusnani, 2013. Pendidikan Kepribadian Siswa SD-SMP, Tugu Publisher: Jakarta, hlm.182
[4] Gunawan Undang, Op. Cit, hlm.82
[5] Prayitno, Loc.Cit

KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dimana pun kita berada, pastinya membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Jadi bukan hanya d...