Nama :
Wiwi Rhamadona
Nim/semester : 1601015073
Kelas :
2B
MataKuliah : Media Dalam BK
Fakultas/Prodi : FKIP/BK
Dosen pembimbing : Cici Yulia S.Pd I. M.pd
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa: agar orang yang dibimibing dapat
mengembangkan kemampuan dririnya sendiri dan mandiri: dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan: berdasarkan
norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut
konselor) kepada anak yang sedang mengalami sesuatu masalah yang dihadapi
klien.[1]
Adapun tujuannya adalah
untuk membantu siswa sekolah dasar membuat pilihan-pilihan sesuai penyesuaian
dan interpretasi dalam hubungannya dalam situasi tertentu.
Secara umum fungsi
pelayanan bimbingan di sekolah adalah untuk membantu anak didik secara individu
dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan tempat hidupnya. Secara
operasional fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya:
a. Bimbingan
sebagai Motivator
Jarang sekali kita temukan seorang
anak didik yang mampu mengatasi problematika hidupnya hidupnya tanpa bantuan
orang lain. Manakala menghadapi problem, anak selalu mengharapkan adanya
individu lain sebagai sandaran yang kokoh utnuk “mengadukan nasib”. Saudara,
orang tua, teman akrab, guru, dan sebagainya contoh salah satu individu yang
dapat menjadi sasaran “mengadukan nasib “. Dilingkungan sekolah (formal),
bahkan di luar lingkungan sekolah (informal), guru, sebagai konselor, bertugas
ganda sebagai motivator. Konselor sebagai motivator adalah konselor yang mampu
menyelami alam pikiran konseli. Motivasi-motivasi yang diberikannya bukanlah
suatu pengaruh untuk memaksakan kehendak dan pendapat konselor, tetapi
bagaimana caranya agar motivasi tersebut dapat menumbuhkan keterikatan perasaan
yang bulat pada diri konseli terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain,
konseli tidak terbawa oleh perasaan motivator, tetapi bagaimana caranya agar
konseli mampu mengembangkan dirinya sendiri atas dorongan konselor.
b. Bimbingan
sebagai Fasilitator
Pelayanan bimbingan di sekolah
maerupakan fasilitas anak didik untuk mengarahkan kepribadiannya secara
professional. Konselor, sebagai fasilitator, adalah konselor yang mampu
membekali anak didik dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai-nilai objektif,
dan sebagainya dalam penyelesaian masalah konselinya.
c. Bimbingan
sebagai Dinamisator
Pola hidup yang dinamis, di samping
diakibatkan ole faktor pembawaan, juga dapat dipengaruhi pula oelh faktor
lingkungan. Lingkungan yang “agresif-positif” melakukan hal-hal yang dapat
meningkatkan pengembangan anak merupakan modal dasar pengembangan kepribadian
individu. Dilingkungan sekolah sering kita temukan anak didik yang
apatisterhadap rangsangan lingkungannya. Anak yang demikian akan cenderung
memikirkan nasib dirinyadan mengabaikan nasib lingkungannya. Sarana hidup
dinamis, di antaranya organisasi. Fasilitas organisasi yang ada dilingkungan
sekolah, di antaranya OSIS, Pramuka, dan PMR. Konselor, sebagai dinamisator
yang baik, akan respek terhadap pemanfaatan fasilitas organisasi untuk
mengatasi siswa yang kurang dinamis atau kurang tanggap terhadap rangsangan di
sekitarnya.
d. Bimbingan
sebagai Konduktor
Frustasi adalah salah satu wujud
problematika anak didik. Pembimbing, sebagai konduktor, atas dasar pertimbangan
yang operasional dan rasional, merupakan “penangkal” yang handal terhadap
contoh wujud problematika tersebut.
e. Bimbingan
sebagai Evaluator
Kegiatan evaluasi merupakan
tindakan yang paling akhir dalam mengukur sesuatu. Pelayanan bimbingan adalah
suatu kegiatan yang selalu menuntut evaluasi terhadap segala tindakan yang
telah dikerjakan konselor. Evaluasi merupakan wujud timbal balik antara
tindakan dengan tujuan yang ingin dicapai ada kalanya menyimpang dari sasaran
yang sebenarnya. Sehubungan dngan hal tersebut, evaluasi perlu kita lakukan
dalam mengukur keberhasilan pelayanan bimibingan.[2]
Sebelum melakukan
konseling ke siswa sekolah dasar, kita harus memahami permasalahan yang ada
pada siswa sekolah dasar tersebut, agar dapat membantu mengentaskan masalah
pada siswa yang bersangkutan. Anak lambat belajar adalah anak yang mengalami
hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di
bawah teman-teman seusianya) disertai ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk
belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus. Masalah-masalah yan mungkin bisa jadi penyebab
anak lambat belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang
lemah, kognisi, serta masalah social dan emosional.[3]
Setelah mengetahui
permasalahan pada siswa tersebut maka konselor dapat menentukan jenis layanan
yang akan diberikan pada siswa tersebut. Adapun jenis layanan yang cocok
diberikan pada anak sekolah dasar yaitu :
A.
Kelas 1
a.
Bimbingan pribadi-Sosial
(a)
Mengenal ciri-ciri pribadi khusus
(b)
Menjelaskan makna sikap
(c)
Menjelaskan makna sikap
(d)
Menjelaskan bagaimana latihan dan gizi
mempengaruhi kesehatan jasmani dan mental
(e)
Menggambarkan tanggung jawab masing-masing di
rumah
(f)
Menjelaskan makna kerjasama
b.
Bimbingan Belajar
(a)
Menggambarkan bagaimana merencanakan sesuatu
yang akan dikerjakan di sekolah
(b)
Menggambarkan bagaimana keinginan untuk jadi apa
kelak
(c)
Menggambarkan pelajaran apa yang disenangi
(d)
Menjelaskan arti suatu tes
c.
Bimbingan Karir
(a)
Mengenal perbedaan antara kawan sebaya
(b)
Menggambarkan bahwa mereka telah berubah sejak
tahun-tahun sebelumnya
(c)
Menjelaskan bagaimana pentingnya bekerja
B.
Kelas 2
a.
Bimbingan Pribadi-Sosial
(a)
Mengenal dan menggambarkan perasaan bahagia dan
sedih
(b)
Menjelaskan apa yang mereka pikir positif
tentang dirinya
(c)
Menggambarkan bagaimana mereka memelihara
kesehatan fisik
(d)
Mengenal kesamaan dan perbedaan dengan orang
lain
b.
Bimbingan Belajar
(a)
Mengenal manfaat belajar
(b)
Menjabarkan tujuan
(c)
Menggambarkan situasi tertentu yang membuat
sulit belajar
(d)
Menjelaskan beberapa maksud mengikuti les
c.
Bimbingan Karir
(a)
Menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan di lingkungan
sekolah yang di lakukan dengan orang-orang tertentu
(b)
Mengenal apa yang akan diharapkan kira-kira tiga
tahun mendatang
C.
Kelas 3
a.
Bimbingan Pribadi-sosial
(a)
Menggambarkan keadaan diri sendiri secara tepat
kepada orang lain yang belum dikenal.
(b)
Mendiskusikan dua keterampilan yang dimilki
b.
Bimbingan belajar
(a)
Menunjukkan bahwa membuat catatan yang baik
dapat membuat bekerja lebih efektif
(b)
Menjelaskan perbedaan antara tujuan jangka
panjang
B. Bimbingan Belajar
(a) Mengenal pentingnya menyelesaikan tugas
(b) Menjelaskan bagaimana mempersiapkan tes
C. Bimbingan Karir
(a)
Menjelaskan pola-pola kerja yang dikaitkan dengan jabatan tertentu
(b)
Menyatakan apa yang akan dilakukan lima belas. [4]
Setelah kita mendalami
faktor apa yang saja yang dapat menghambat siswa lambat dalam belajar kita pun
sebagai seorang konselor mengetahui tujuannya bimbingan konseling di sekolah
dasar, yaitu untuk membantu siswa sekolah dasar membuat pilihan-pilihan sesuai
penyesuaian dan interpretasi dalam hubungannya dalam situasi tertentu.
Mengarahkan serta memberikan bimbingan kepada siswa sekolah dasar agar mereka
dapat mengembangkan kemampuan mereka secara lebih optimal dan terarah.[5]
[1] Prayitno dan Erman Amti, 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Rineka Cipta: Jakarta, hlm. 99
[2]
Gunawan Undang, 1999. Pelayanan Bimbingan
dan konseling di Sekolah Dasar, CV. Karang sewu: Bandung, hlm.52
[3]
Ida Zusnani, 2013. Pendidikan Kepribadian
Siswa SD-SMP, Tugu Publisher: Jakarta, hlm.182
[4]
Gunawan Undang, Op. Cit, hlm.82
[5] Prayitno,
Loc.Cit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar